UNTUK YANG KUKAGUMI Aku tidak begitu sanggup menilai engkau Yang begitu berkarakter.. Dalam kesungguhan doa, dalam senandung irama hati dalam gemerlap keindahan tatapan mata Kehadiranmu sungguh anugerah Dinanti namun tidak pasti Dihampiri namun menjauh Dibayangkan namun samar-samar “Karakter yang mampu menggalaukan suasana hatiku” Apakah kemauan dan motivasimu Apakah tujuan dari semua yang kau titipkan sejenak dalam relung jiwaku Aku yakin pasti ada sesuatu kesan yang ingin kau tinggalkan Sebagai hadiah Walau kecil, sedikit dan tak berwujud itu Hari ini hanya saja saat kukenang Engkau berada entah di ujung pengharapan mana Yang kesanmu sungguh menalurikan Yang sedang kupeluk dalam khayal Yang kuhampiri dalam ruang mimpi Yang menari-nari menghibur dalam sepi Yang ingin kulupakan namun melekat kuat Yang sedang kulwawan dengan kesibukkan namun mustahil Hmm… jauh di sudut hari Sebagian jiwaku bersandar pada ranting kering Di gugurnya dedaunan Di rintiknya gerimis petang Tak luput aku di terpa angin sepoi yang memabukkan Mungkin maksud explisit itu hambar Tidak wujud dalam sebua tindakan Bahkan sebuah pernyataan perasaan Atau karya ilmiah yang sarat penelitian Apakah kau membiarkan aku untuk lebih jauh menduga2 Bereksplorasi dengan kemampuan terbaikku Meneliti setiap sisi setiap inci alammu Yang petunjuknya begitu dalam di lubuk hatimu…? Mengesankan… Wahai “karakter misteri” Yang malammu sunyi tanpa batas Yang dinginmu menyejukkan Yang panasmu menghangatkan Yang binar matamu menenteramkan Tidakkah kau ingin menyimpulkan tali Tidakkah kau merasakan pertanda Tidakkah kau peka Tidakkah kau sadar akan makna Ouw.. Jika rupanya kau hanya memamerkan Jika rupanya kau hanya menebarkan Jika rupanya kau hanya singgah sementara Lalu berpamitan pergi tanpa kata Meninggalkan ku diujung shubuh Hingga bila saat ku tersadar, lau telah berlayar sunyi Lalu mengapa dahulu kau mengajakku Sedikit demi sedikit untuk berbagi Yang tidak kuharapkan keberadaanmu Yang tidak kunyana hadirmu Yang tampil dengan segala ketidakpastianmu Bodohnya aku kala semua itu terjadi Bermimpi dengan khayalan tertinggi Menaruh bermacam harapan dan kepantasan Mencoba mencari dan menduga-duga ujung akhir segulungan benang yang belum di uraikan Aku cukup tersadarkan…… malaikat yang sedang menjalankan Mandataris dan tak akan dapat bernegosiasi Tidak apalagi dengan makhluk sepertiku Namun aku masih bisa mengorek-orek Segala kemungkinan kodrat Yang melekat semenjak ku di turunkan ke buaian alam fana ini Suatu saat……… Kau akan terperanjat Kau akan tak menyangka Kau akan panik dalam kebingungan Karena keikhlasan tulus itu tanpa perantara Tanpa batas Tanpa perlu harkat dan martabat Tanpa pandang berlimpah atau kekurangan Keikhlaskan itu langsung berhadapan ketulusan itu di langsung didengarkan karena pagi ini telah kusampaikan Karena siang ini telah kujabarkan Karna petang ini telah ku lantunkan Karna malam ini telah ku perdengarkan Pada pengirimMU Pada pengingatMU Pada pencatatMU Pada penguasaMU Tentang semua yang ku inginkan daripadamu Tentang tugasmu yang mempesonaku Tentang pekerjaanmu yang anggun dihadapanku Tentang seluruh misterimu yang eksotis Untuk mengirimmu kembali padaku Menjalankan kembali tugasmu Menjadikanmu pantas beriringan bersamaku Hanya kesabaran yang aku miliki Hanya sebuah harapan dariNYA Hanya segenggam keyakinan Untuk membuat Pahitku menjadi manis Hambarku menjadi berasa Lunglaiku menjadi asa Sepiku menjadi gelak canda Allohumma amiin. By : Serra_tanggo_ 18des2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Garis pena ku
-
►
2017
(1)
- ► 10/15 - 10/22 (1)
-
►
2013
(2)
- ► 10/20 - 10/27 (1)
- ► 09/29 - 10/06 (1)
-
▼
2012
(9)
- ► 11/04 - 11/11 (1)
- ► 08/26 - 09/02 (1)
-
►
2010
(2)
- ► 07/04 - 07/11 (2)
No comments:
Post a Comment